Tuesday, December 8, 2015

K A U

Mata itu akan selalu ku ingat, the way you looking at me is always awesome! 
Ribuan kilo meter kita terpisah, namun kita masih memandang langit yang sama.  
Terkadang air mataku jatuh. Bukan! bukan karena aku merindukan mu, namun karena aku takut bila rasa yang ada di hatiku padamu melebihi rasa cintaku pada Rabb ku dan orang tuaku.
Kau..... aku selalu mendoakan keselamatan untukmu. Dan aku sangat yakin Allah akan selalu menjaga orang baik seperti kamu....
Kau.... aku tidak akan bilang bahwa kau mencintaimu karena Allah! Rabb ku meletakkan cinta dalam diriku, itu fitrah kita sebagai manusia. Aku tidak akan membunuh rasa cinta itu, aku terus mencoba membawanya ke arah yang lebih tepat....Ya, kepada-Nya.
Kau.... aku tau, bahwa cinta yang baik itu adalah ketika kita mencintai seseorang yang dapat membawa kita untuk terus mengingat Rabb kita. Ya, itu yang aku rasakan ketika mata ini melihatmu.....

Wednesday, April 1, 2015

Setitik Inspirasi untuk Perubahan

            “Ummi, mas ngantuk ndak mau muroja’ah sekarang”. Ucap Fatih dengan menunjukkan wajah melas pada Umminya.
            “ Mas Fatih kan dari tadi sore main terus, besok di marah ustadzah kalo gak mau setor hafalan sekarang”. Balas Ummi dengan sedikit tegas.
            Aku pun tersenyum memperhatikan peristiwa malam itu. Entah mengapa tiap melihat Fatih membuat alasan kepada orang tuanya agar tidak menyetor hafalan, aku selalu ingin tertawa dikarenakan wajah melasnya yang pandai sekali ia tunjukkan.
            Fatih adalah keponakan pertamaku yang tinggal dekat dengan rumahku. Ia bersekolah di Sekolah Dasar Islam Terpadu dan sedang duduk di kelas dua sedangkan adiknya berusia lima tahun. Tidak berasal dari keluarga penghafal qur’an, namun keluarga kami sangat menginginkan anaknya untuk bisa menghafal Al-qur’an. Untuk itu sejak dini, Fatih dan adiknya Naqiya sudah dilatih untuk menghafalkan ayat-ayat qur’an.

Monday, March 9, 2015

aku korbankan AFS-YES ku (part II)

Setelah seminggu lamanya kami menunggu hasil tes seleksi tahap 3, hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Saat itu aku masih sangat ingat, 11 Juni 2014 pihak chapter telah memposting di facebook bina antarbudaya tentang informasi peserta yang lolos tahap 3 dan yang akan mengikuti camp. Aku, sebagai salah 1 peserta yang sangat antusias selalu mantengin timeline bina antarbudaya, dan setelah melihat-lihat timelinenya aku langsung diam sejenak mengambil nafas dalam-dalam.......

Aku tidak percaya!!!! aku terus men-scroll down dan scroll up postingan tersebut.... tapi  percuma, tidak ada namaku tertulis di sana.. hanya 11 orang terbaik yang lolos. Dan aku belum termasuk salah satu dari yang terbaik itu.
Kecewa? tentu. sakit hati? jangan tanyaaaaaaa.......... sedih? ummm so pasti. 
Yah, bener-bener hari itu aku kacau, strss, gualaaaaaaaaau nya setengah mati. Apa yang sudah aku usahakan dan kau idam-idamkan ternyata belum kudapatkan. aku diam sebentar menatap layar monitor laptopku, beberapa menit kemudian kau mengambil handphone ku dan mengirimkan ucapan selamat kepada teman-temanku yang lolos itu.
Batal sudah kesempatan aku mengikuti camp sehari itu, camp yang menentukan kita untuk melanjutkan tes ke Nasional.
Pada hari itu juga aku putuskan untuk langsung mengikuti LDKI, karena sebelumnya memang tanggal camp tersebut bertabrakan dengan tanggal LDKI (Latihan Dasar Kekhalifahan Islam) yang diadakan oleh esktrakulikuler Remaja Musholla di sekolahku.
Dari sekolahku, hanya satu orang yang lolos yaitu Dila, teman sekelasku. Dialah satu-satunya harapanku untuk membawa nama baik sekolahku ke Nasional.