Saturday, January 7, 2017

SALJU PERTAMA DI BUMI PARA UTSMANI!!!


Siang itu ketika sedang berada di ruang TOMER  aku mendekati jendela untuk melihat kondisi di luar. Mendung, selalu mendung  akhir-akhir ini disertai gerimis mengguyur kota kecil ini.
“Ah! Lihat ada salju.” Sahut salah satu temanku dari luar kelas. Sontak aku langsung memperhatikan baik-baik gerimis yang turun. Aku tak bisa melihat salju yang turun dikarenakan turunya bersamaan dengan gerimis. Aku langsung memutuskan untuk keluar kelas bersama teman-teman yang lainnya. Benar! Benar-benar salju disertai gerimis.  YEAAAYYY!!!! Ucapku sontak. Aku sangat excited ketika pertama kali menyaksikannya. Aku langsung membiarkan salju turun di lenganku kemudian mengambil beberapa foto. Aku takjub! Kagum! Sangat kagum! Bagaimana bisa ada butiran-butiran cantik seperti ini jatuh dari langit. Bagaimana bisa butiran-butiran ini berbentuk kristal nano yang bila diperhatikan baik-baik akan terlihat bahwa itu adalah kumpulan kristal-kristal yang menggumpal. Ternyata setiap kristal memiliki bentuk yang berbeda. MasyaAllah. Teringat dengan kata-kata salah satu alumni yang sekaligus guru bahwa jika kagum dengan sesuatu maka kagumlah dengan penciptaNya.

Hari itu adalah hari pertama aku dan teman-temanku se-TOMER menikmati salju di negeri para utsmani. Walaupun beberapa dari mereka sudah menikmati salju di Negara masing-masing, namun setiap salju turun mereka selalu bahagia tak peduli bagaimana kondisi suhu di luar. Tak beberapa lama kemudian seluruh tempat menjadi putih tertutup salju. Cantik, sungguh cantik serasa aku berada di wonderland. Masih seperti mimpi bagiku bisa melihat, memegang, dan ‘mencicipi’ salju. Maklum lah derita anak tropis yang tak pernah menikmati salju sebelumnya. Semua pohon, jalan dan benda-benda yang berada di luar putih tertutup salju seperti gambar di bawah ini.
After class, In Tomer. 2016
In the road, Bursa 2016
with my turkish friend, Ozlem. 2016


Sakarya adalah salah satu tempat yang mendapat salju cukup tebal setiap tahunnya. Karena itulah mengapa pernah ada hari di mana kami anak-anak TOMER diliburkan akibat salju lebat dan jalanan sulit dilewati kendaraan. Sejauh ini aku cukup kagum dengan penanganan dari dinas kebersihan dan lingkungan di sini karena salju lebat yang turun menutupi jalan langsung dibersihkan. Mobil-mobil pembersih salju jalanan langsung dikerahkan dengan cepat.

Setelah mengalami kondisi bersalju di negeri dua benua ini aku menjadi tertarik untuk mempelajari mengapa salju bisa terjadi. Pernahkan kalian pikir teman-teman, bahwa kita tak pernah mempelajari tentang terjadinya salju ketika di bangku sekolah karena kita hidup di Negara tropis yang hanya terjadi hujan, tentu tak akan terbayang oleh kita bagaimana salju itu makanya kita tak mempelajarinya. ternyata! setiap salju yang turun berbentuk kristal yang berbeda-beda yang kemudian menggumpal dan jatuh dari langit.
Snowflakes.

Tiga bulan akan lalui musim dingin ini, awalnya tak terbayang namun pelan-pelan aku sudah mulai membiasakan diri dengan dengan suhu dingin yang menusuk. Hingga saat ini, bila melihat salju turun di kotaku yang kecil nan indah ini aku masih tetap terkagum-kagum. InsyaAllah, bila Allah memberikan kesempatan lain bagiku aku ingin menyaksikan salju di Negeri Beruang Merah , di Negeri Sang nazi atau di Black Country (England). InsyaAllah. Dua ediyorum. 
Spor salonu, behind my room. 2016

Zoom in!

with my albenian's, Eriona.



Bukan tahun baru,namun pelajaran baru-


Saat itu pukul 6 sore salju turun di Kota Iznik, Bursa. Sore yang indah, dingin namun romantis. Bukan, bukan romants  karena dengan siapa aku habiskan sore itu namun romantis karena salju lembut turun serta kondisi jalanan yang sepi dan tepat nanti malam adalah malam tahun baru 2017. Orang-orang di sekitarku menyapaku dengan senyuman dan berkata ‘mutlu yilllar’. Itu adalah ucapan selamat tahun baru semoga bahagia kurang lebih seperti itu.

Sore itu setelah berkeliling Iznik bersama dengan Usamah, aku memutuskan untuk kembali ke Otogar (terminal) dan kemudian langsung bertolak ke Sakarya tepat pukul 7 malam. Namun, yang terjadi tidaklah sesuai rencana karena dolmus (mini bus) yang mengantarku dari Iznik ke Otogar mengalami keterlambatan padahal perjalanan menuju Otogar adalah satu jam lebih. Aku sudah sedikit khawatir karena perjalanan yang aku tempuh dari Bursa ke Sakarya adalah tiga jam dan pukul sebelas malam aku sudah harus tiba di asrama, bila terlambat aku akan berurusan dengan pimpinan asrama dan petugas keamanan asrama. I do hate it. Karena tiba di Otogar pukul 7.15 aku tak punya pilihan maka aku membeli tiket bus yang berangkat jam delapan ke Sakarya. Aku sudah was-was karena aku pasti tiba di Sakarya pukul sebelas lebih dan sudah tidak bisa masuk asrama. Akhirnya aku menghubungi salah satu seniorku Teh Meida yang tinggal di sebuah apartemen bernama Uni Garden dan aku berencana malam ini menginap di tempatnya. Kebetulan apartemennya dekat dengan kampus.