Saturday, July 8, 2017

Ramadhan dan Idul Fitri Pertamaku di Tanah Anatolia Part 1

Merhaba Arkadaşlar! 

Setelah sekian lama vakum dari Blog karena rasa malas yang amat sangat :") mohon maaf! semua pada nanya kenapa gak nge-vlog aja? jawabannya, saya kurang suka dan editingnya lumayan takes time dan... ketika kamu menulis ada rasa nyaman tersendiri :)
Sekarang alma sudah kembali lagi dan akan menceritakan kisah Ramadhan dan Idul Fitri ku di Turki dan untuk pertama kalinya terpisah teramat jauh dari keluargaku. Langsung saja ya to the point ceritanya :D


Bersyukur dan terus bersyukur. Hal itulah yang harus pertama kita lakukan ketika mendapat kebahagiaan. Terkadang, ketika terlampau bahagia banyak dari kita dan diri ini suka lupa bersyukur! Alhamdulillah Ramadhan datang lagi padaku pada kita semua... Ketika Ramadhan datang hal yang pertama aku pikirkan adalah suasana ramainya menjelang berbuka puasa, penjual takjil di jalanan dengan makanan yang beraneka ragam, orang tua muda-mudi dan anak-anak beramai-ramai menuju masjid untuk sholat terawih, suara petasan yang dimainkan oleh anak-anak, syahdunya malam karena adanya tadarusan di masjid, dan sejuknya udara di subuh hari dan bersama keluarga hampir tiga puluh hari penuh mampu melaksanakan solat subuh berjamaah. Ah! indahnya suasana itu. Tapi... seketika harapan aku pupus, fix tahun 2017 ini aku tidak akan merasakan hal itu. 
Seminggu menjelang Ramadhan di Turki, aku belum melihat adanya tanda-tanda menyambut Bulan Suci ini di mall dan supermarket yang biasanya ada reklam menyambut ramadhan atau diskon dan sejenisnya pun tak ada. Katanya Turki, negara yang 98% penduduknya beragama Islam yang menurut aku sudah seharusnya umat muslim 'woro-woro' dan mempersiapkan diri menyambut datangnya Bulan Ramadhan ini. Namun, di Sakarya aku baru melihat banner dan spanduk ucapan Ramadhan H-3. Tak apalah, setidaknya sudah mulai terasa suasana menjelang Ramadhan, karena bagiku datangnya Ramadhan dengan disambut suasana Ramadhan seperti mulai ramainya spanduk bertuliskan " Marhaban ya Ramadhan" saja sudah cukup mampu meningkatkan semangat beribadah di bulan Ramadhannya nanti.
Sholat Terawih pertama

Malam itu tanggal 26 Mei 2017 tepat malam jumat, malam pertama sholat terawih dilaksanakan. Aku bersama teman-teman Indonesia ku dan dua orang teman Turki ku yang satu asrama denganku melaksanakan sholat terawih di masjid depan asrama. Kebetulan asrama aku dekat sekali dengan wilayah kampus dan kampus sudah mulai sepi karena libur awal Ramadhan. Aku sudah berekspektasi tinggi hari itu, bahwa di masjid atau kami menyebutnya Cami akan ramai orang-orang melaksanakan terawih pertama. Memang benar jangan pernah terlalu berekspektasi tinggi, kalau kecewa sakit. Di saf sholat wanita hanya ada 3 saf dan mayoritas ibu-ibu dan lansia just imagine it! Sedihnya to the max! ketika mengakhiri sholat, aku dan salah satu temanku menangis sendu bersama sebenarnya bukan seperti ini suasana yang kami inginkan. Namun, ada hal lucu kala itu. Karena kami ingin tetap merasakan suasana terawih seperti di Indonesia, aku dan teman-temanku memakai mukenah dari asrama menuju Cami dan sepanjang jalan seperti biasa kami menjadi tontonan orang-orang Turki yang berlalulalang ;D sampai di Cami, seluruh jamaah wanita melihat kami dengan rasa penasarannya.

Sampai hari ke-3 Ramadhan aku masih menjadi manusia melankolis yang suka merasa sedih sendiri dengan suasana Ramadhan yang tidak semarak di Indonesia. Tapi... tentu di setiap kondisi kita banyak mengambil pelajaran dan hal-hal baru yang menarik! 

Bulan Ramadhan memang berkahnya ada di mana-mana, tersebar di belahan bumi manapun. Kami anak asrama yang awalnya berpikir bagaimana akan sahur dan berbuka dengan pola orang turki dan makanan yang sudah tidak gratis lagi selama summer. Namun, ternyata kami selalu mendapat undangan berbuka puasa dari orang-orang Turki yang baik hati.
List tempat berbuka Anak Indonesia penghuni Asrama Rahime Sultan

Ketika Ramadhan, orang-orang Turki beramai-ramai mengundang para misafir dan pelajar asing untuk berbuka puasa bersama mereka karena mereka tahu bagaimana luar biasanya pahala memberi makan orang yang berpuasa. 
Kalau di Indonesia ketika menjelang berbuka kita selalu melihat orang-orang menjual takjil di jalanan dan pembeli mengantri membeli takjil lain jika di Turki. Di Turki, menjelang berbuka kita dapat melihat banyak penjual PİDE dan RAMAZAN PİDESİ dan TATLI (makanan-makanan manis). Tidak hanya itu, yang bertugas membeli barang belanjaan ke pasar dan membeli takjil adalah para pria dan akan ada antrian panjang membeli ekmek (roti)dan ramazan pidesi menjelang waktu berbuka.

Antrian membeli ekmek (roti) dan ramazan pidesi

Ramazan Pidesi (roti yang wajib ada ketika Ramadhan)

Aneka macam roti Turki
Pide

Tatlılar
Pola berbuka dan sahur orang Turki sedikit berbeda dengan orang Indonesia. Ketika sahur mereka makan seperti sarapan biasa yaitu buah zaitun,tomat, roti dengan selai dan keju, telur, kentang dan teh. Berbeda dengan orang Indonesia, bagi kami nasi harus ada ketika sahur.
Durasi waktu puasa sekitar 17 jam dan di musim panas dengan waktu sahur pukul 3 dan berbuka pukul setengah 9 mengharuskan kami mendapat asupan serat dan cairan yang cukup.
Sahur orang Turki (exception untuk anak asrama :') )


Iftar bersama HUMA


Ketika berbuka puasa, orang Turki makan sangat banyak dan dimulai dengan çorba (sup) serta diakhiri dengan memakan pasta (kue-kue tart) dan dilanjutkan dengan ngobrol  ditemani çay (teh).
Ramadhan di Turki, kamu gak akan bisa kurus bila berbuka puasa bersama dengan orang Turki. Berbuka puasa bersama dengan keluarga Turki bagaikan obat rindu bagiku karena rasanya seperti kau berbuka dengan keluargamu namun di sini semisal kamu dan teman-temanmu mendapat undangan iftar dari guru kamu, maka ketika makan bersama anggota keluarga guru kamu yang laki-laki akan berbuka puasa di tempat yang berbeda atau tidak berbuka bersama kita, begitu juga sebaliknya bila kamu laki-laki diundang oleh gurumu maka keluarga perempuan dari guru kamu akan berbuka entah di mana. Seperti itulah budaya mereka.
Last, dapet cerita dari seseorang atas rasa penasaran kita kenapa orang Turki itu sangat baik kepada para tamu dan terutama orang-orang Indonesia, gampang sekali memberi dan selalu bilang 'ini hadiah'. Kalau kita inget-inget lagi mereka adalah keturunan Usmani, di mana pada zaman Ottoman mana ada rakyatnya yang mengeluh atas pemerintahan Usmani karena mereka-mereka adalah orang-orang yang sangat baik dan tulus hatinya :)

Iftar bersama yabancılar asrama

Iftar bersama Nurhan Hoca

Undangan Iftar di Istanbul

Iftar di rumah Nurgul Hoca

Iftar di Cami kampus (sepanjang ramadhan ada buka gratis di Cami kampus)

Iftar bersama Özlem Hoca


Iftar bersama Nurgul Hoca

Di sepuluh hari terakhir Ramadhan, aku tidak berbuka bersama lagi dengan orang Turki karena kami perkumpulan pelajar Indonesia di Sakarya mengadakan acara i'tikaf. Seru! i'tikaf cita rasa Indonesia di negeri dua benua :D kisah acara i'tikafnya di skip ya karena akan sangat panjang.

Sekian kisah Ramadhan aku di Turki, lebih banyak fotonya karena aku tau orang Indonesia kalau melihat tulisan panjang pusing dan males baca ;')
Part ke-2 nya akan aku ceritakan tentang Idul Fitri di Turki :)

Jika ada pertanyaan, kritik ataupun saran silahkan komen di bawah ya guys!



2 comments: