Merhaba Arkadaşlar!
Tulisan kali ini adalah kisah Idul Fitri pertamaku di Turki. Tulisan ini adalah postingan lanjutan dari kisah Ramadhan ku di Turki :) yuk simak :D
![]() |
PPI SAKARYA |
Malam itu pukul setengah 9 tepatnya tanggal 24 Juni 2017 di Korucuk adalah waktu berbuka bersama terakhir bagi kami PPI Sakarya dan teman-teman. Seperti yang telah aku bahas sedikit di kisah Ramadhan ku bahwa kami PPI Sakarya mengadakan acara i'tikaf bagi pelajar Indonesia di Turki.
Jauh sebelum berbuka puasa yakni sekitar pukul 3 sore berarti sekitar pukul 8 malam WITA aku menghubungi ummi ku untuk mengucapkan selamat lebaran dan meminta maaf kepada keluarga ku. Kembali aku membayangkan suasana lebaran tahun lalu ketika kami semua berkumpul di rumah nenek, seluruh masjid menyerukan takbir, kembang api dan petasan bersahut-sahutan. " Ah, impossible rasanya merasakan itu kembali tahun ini " ucapku dalam hati. Video call singkat dengan keluargaku membuatku sangat senang dan sedikit merasa seperti aku berada di tengah-tengah keluargaku.
Turki pukul 22.00 melaksanakan solat magrib berjamaah dilanjutkan dengan takbir bersama. Hanya kami yang takbir (kurang lebih 20 peserta i'tikaf ) plus takbir dari youtube yang dinyalakan oleh salah satu teman kami di sebuah ruangan TPQ di masjid Korucuk. Malam itu, di sujud terakhir solat isya ku aku tidak sengaja menitikkan air mata. Entah kenapa lagi lagi aku menjadi makhluk melankolis yang merindukan masa lalu. Ternyata, salah satu temanku juga menangis pelan dan merasakan hal yang sama, kami rindu lebaran di Indonesia... Malam itu juga kami meminta tolong kepada ketua PPI Sakarya agar esok pagi kami para wanita yang ingin ikut solat Idul Fitri diberikan izin dan tempat oleh penjaga masjid tersebut, bersyukurlah kami diizinkan namun dengan syarat harus datang lebih awal karena bila tidak maka kita tidak akan bisa lewat karena seluruh tempat akan dipenuhi jamaah laki-laki. Fyi, di turki para wanitanya tidak melaksanakan solat idul fitri maupun solat idul kurban.
Keesokan paginya, hanya aku dan Teh Nury yang solat Idul Fitri di masjid karena teman-teman yang lain sepertinya masih kelelahan. Benar ternyata, kami terlambat datang ke masjid dan semua tempat telah penuh oleh jamaah laki-laki. Akhirnya kami masuk ke ruangan TPQ setelah melewati jamaah laki-laki (malu parah ini). Kami solat d tempat TPQ tersebut yang terpisahkan oleh pintu dengan jamaah laki-laki. Namun, aku sedikit bingung karena posisi kami di depan jamaah laki-laki walaupun terpisahkan pintu, mungkin kalian tidak bisa membanyangkan namun aku sedikit ragu ketika melaksanakan solat tersebut. Ketika solat pun, kami sedikit berbeda karena di Turki memakai Mazhab Hanafi sedangkan di Indonesia memakai Mazhab Syafi'i mungkin di situlah yang sedikit membedakan. Sisanya, tidak ada yang berbeda... Setelah solat, aku dan Teh Nury takbir berdua sambil menatap layar handphone masing-masing yang kebetulan adalah foto keluaga kami.
R I N D U....
Setelah solat idul Fitri, sisanya seperti biasa para jamaah laki-laki bersalam-salaman dan dari pihak masjid membagikan beberapa roti simit kepada para jamaah. Semua berjalan seperti biasa, peserta i'tikaf yang masih tersisa di Korucuk bersama PPI Sakarya mengadakan ramah tamah di Taman Korucuk.
Bagi orang Indonesia, momen lebaran adalah momen kumpul seluruh keluarga, ada opor, ketupat atau lontong dan kue-kue lebaran. Di Turki... Bersyukurlah pelajar yang di wilayahnya ada PPI atau yang dekat dengan Gelin dan tinggal di rumah mungkin masih bisa memasak makanan-makanan lebaran, but if you are alone or living only with foreigner... you will only eat baklava and sarma :) gak ada tuh makanan kaya di Indo jangan harap apalagi anak asrama good bye ketupat opor ayam!
Budaya orang-orang Turki ketika lebaran kurang lebih sama dengan orang Indonesia yaitu mengunjungi rumah kakek dan nenek bersalam-salaman, silaturrahim ke rumah saudara lainnya dan ke rumah para tetangga dan sometimes mereka piknik dan mangal (bakar-bakar ayam). Ketika lebaran kedatangan tamu mereka punya kebiasaan menyiramkan kolonya ke tangan para tamunya. Itu sudah sebagai adat bagi mereka, biasanya kolonya akan di siramkan sebelum para tamu menyantap hidangan yang disiapkan namun beberapa dari mereka juga lebih memilih meminta kolonya setelah selesai memakan hidangan. Perbedaannya kurang lebih hanya itu saja sih.
![]() |
Baklava |
![]() |
Sarma |
Sebenarnya, lebaran tahun ini aku banyak dapat undangan lebaran dari orang Turki namun karena aku lebih memilih makanan Indonesia so aku memilih berlebaran bersama PPI Sakarya ataupun gelin-gelin di Sakarya.
![]() |
with Selin :) |
![]() |
Serbu rumah gelin ;D |
![]() |
mangal with gelin (ada Presiden PPI Turki euy) |
Sekian kisah lebaran pertamaku di Tanah Anatolia, umarım seneye ailemle beraber Ramazan Bayramı kutlayabiliriz :)
yeay sekarang lebaran di indoo..
ReplyDeletebisa makan opor dan temen2 deh....
btw, kalau aku mah pasti ngikut lebaran orsng sana, hehe.. gatau suka aja